Serba-Serbi IKN: Lokasi, Arti Nama, Urgensi Pemindahan Pusat Pemerintahan hingga Sumber Energi Listrik

Ilustrasi istana negara di Ibu Kota Nusantara

Indonesia sedang menyongsong era baru dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.

Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk memindahkan pusat pemerintahan tetapi juga untuk menciptakan kota yang lebih modern, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

Proses pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kaltim diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Nusantara.

Lokasi Ibu Kota Nusantara

Lokasi ibu kota Nusantara terletak di wilayah yang sangat strategis, yakni di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Pembangunan ibu kota baru di wilayah itu diproyeksikan rampung pada 2045. Mengacu buku saku pemindahan IKN, tahapan pembangunan ibu kota baru dilakukan pada 2020-2024, yakni pembangunan infrastruktur utama seperti Istana Kepresidenan, Gedung MPR/DPR, dan perumahan di area utama IKN.

Berikutnya pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS tahap awal seperti TNI, Polri, dan MPR.

Pada periode awal juga ditargetkan infrastruktur dasar utama selesai dibangun dan beroperasi, seperti air hingga energi untuk 500 ribu penduduk di tahap awal.

Arti Nusantara

Nama Nusantara dipilih menjadi nama ibu kota negara baru lantaran kata tersebut sudah dikenal dan menjadi hal ikonik di mata internasional.

Nusantara merupakan sebuah konseptualisasi atas wilayah geografi, yang terdiri dari banyak pulau dan disatukan oleh lautan.

Nama Nusantara juga menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara maritim. Dari situ pula, terungkap sebuah pengakuan kemajemukan geografis yang melandasi kemajemukan budaya etnis.

Alasan Pusat Pemerintahan Dipindah dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara

Dihimpun dari berbagai sumber, setidaknya ada beberapa alasan mengapa ibu kota negara harus pindah ke tempat yang baru, di antaranya:

  1. Populasi Jakarta dan Jawa sudah terlalu padat

Alasan utama pemindahan ibu kota ke wilayah Penajem Paser Utara, Kaltim adalah beban Jakarta dan Jawa sudah terlalu berat.

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada 2015 menunjukkan bahwa 56,56 persen masyarakat Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa.Sedangkan di pulau lainnya, prsentasenya kurang dari 10 persen

2. Kontribusi ekonomi pada PDB

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), per 2018 kontribusi ekonomi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) di Pulau Jawa sebesar 58,49 persen.

3. Krisis air bersih

Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahayan Rakyat (PUPR) 2016, Pulau Jawa mengalami krisis air yang cukup parah. Terdapat daerah yang masuk dalam indikator berwarna kuning yang artinya mengalami tekanan ketersediaan air, seperti di wilayah Jawa Tengah.

4. Pertumbuhan urbanisasi sangat tinggi

Pada tahun 2013, Jakarta menduduki peringkat ke-10 daftar kota terpadat di dunia versi United Nation (PBB). Pada tahun 2017, peringkat Jakarta sebagai kota terpadat di dunia naik ke posisi sembilan. Angka ini menunjukkan bahwa pertumbuhan urbanisasi di Jakarta sangat tinggi.

5. Ancaman bencana alam

Sekitar 50 persen wilauyah Jakarta mempunyai tingkat keamanan banjir di bawah 10 tahunan. Selain itu wilayah Jakarta juga berpotensi dihantam berbagai macam bencana alam, seperi aktivitas gunung api (Krakatau, Gunung Gede) dan potensi gempa bumi-tsunami.

6. Meminimalkan ketimpangan ekonomi

Selain masalah lingkungan, pemindahan ibu kota juga bertujuan untuk meminimalkan ketimpangan ekonomi antara Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya di Indonesia.

Dengan menjadikan Ibu Kota Nusantara sebagai pusat pemerintahan, diharapkan akan terjadi distribusi pembangunan yang lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia.

Sumber Energi Listrik di Ibu Kota Nusantara

Energi listrik yang menerangi IKN akan diambil dari pembangkit listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).

Salah satu pembangkit yang diproyeksikan melistriki kawasan IKN adalah PLTA Kayan Cascade yang saat ini sedang dibangun di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Nantinya, PLTA ini dapat menghasilkan daya listrik sebesar 9.000 megawatt (MW). Energi listrik yang dihasilkan PLTA Kayan akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan listrik di Pulau Kalimantan, termasuk kawasan IKN dan kawasan industri hijau di Tanah Kuning-Mangkupadi.

Demikian informasi tentang Ibu Kota Nusantara. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan pembaca.