Pada Rapat Kerja Nasional KEK Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2023, Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Susiwijono Moegiarso mengumumkan pencapaian gemilang investasi di KEK hingga akhir 2023. Realisasi investasi di 20 KEK telah mencapai Rp177,5 triliun, melibatkan 331 perusahaan dan menyerap 117.492 tenaga kerja.
Menurut Susiwijono, tahun 2023 menjadi saksi tambahan kesuksesan dengan penambahan investasi sebesar Rp66 triliun, penyerapan tenaga kerja meningkat 57.005 orang, dan penambahan jumlah perusahaan sebanyak 89. Target KEK untuk tahun 2024 menetapkan tambahan investasi sebesar Rp77,5 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 38.277 orang.
Pada tahun 2023, Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) melakukan kajian dampak KEK terhadap ekonomi daerah dan nasional. Kesimpulan kajian menunjukkan bahwa sebagian besar investasi di KEK berkembang dan berkinerja baik, memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian dengan tren peningkatan dari 2019 hingga 2023.
Investasi di KEK: Industri di Pusat Pertumbuhan Ekonomi Unggul
Analisis kajian menyatakan bahwa KEK Industri yang berada di wilayah Pusat Pertumbuhan Ekonomi (PPE) memiliki kinerja baik. Faktor seperti jangkar investor, aglomerasi industri yang baik, investasi berdaya saing tinggi, dan infrastruktur pendukung yang memadai turut mendukung kesuksesan KEK Industri.
Sementara itu, KEK manufaktur di daerah terluar atau yang sedang bertransformasi menuju sektor manufaktur dan jasa-jasa, memiliki daya saing tinggi ketika mengolah sumber daya alam atau melakukan hilirisasi. Pameran nasional atau internasional di KEK bertema pariwisata, seperti KEK Lido, KEK Mandalika, dan KEK Tanjung Lesung, dianggap memberikan dampak signifikan pada percepatan perkembangan KEK tersebut.
Dalam rangka meningkatkan kinerja investasi di KEK, Susiwijono menyampaikan perlunya evaluasi penyelenggaraan KEK sesuai keputusan Sidang Dewan Nasional KEK di awal 2023. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga terkait juga diperlukan untuk mengatasi permasalahan, memastikan pembangunan KEK mencapai target yang direncanakan, dan menyelaraskan kebijakan.
Salah satu langkah untuk optimalisasi pengembangan KEK adalah melalui koordinasi debottlenecking isu pembangunan dan pengelolaan KEK. Dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga terkait, diharapkan tantangan pengembangan KEK dapat diatasi, sehingga kinerja KEK ke depan dapat lebih optimal.
Dalam penutupannya, Susiwijono menegaskan bahwa penyelenggaraan KEK tidak lepas dari peran stakeholder terkait, baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah berkomitmen untuk senantiasa mendukung berbagai langkah yang diambil untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan KEK di Indonesia.
Demikian informasi seputar pertumbuhan investasi di KEK. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wisatahouse.Com.