Dikabarkan bahwa polemik batu bara di Jambi semakin memanas terkait angkutannya yang menganggu di jalanan umum. Ketegangan terkait pengangkutan batu bara di Jambi semakin meningkat setelah Gubernur Jambi, Al Haris menutup akses jalan umum bagi truk batu bara. Tindakan ini menuai kritik dari masyarakat karena dianggap tidak memberikan solusi yang memadai terhadap permasalahan tersebut.
Menurut seorang Pemerhati Anti Korupsi Jambi, Jamhuri memaparkan polemik batu bara akan terus memanas jika pemerintah tidak menyajikan solusi yang lebih baik terkait pengangkutan batu bara. Pembukaan jalur sungai oleh Al Haris dianggap bukan solusi yang efektif, malah dapat mengakibatkan kerusakan di sepanjang jalur sungai Batanghari Jambi.
Polemik Batu Bara di Jambi Cukup Diselesaikan dengan Pembangunan Jalur Kereta Api?
Dia menyarankan agar pemerintah menghubungkan jalur darat dengan pelabuhan Ujung Jabung di Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk mengurangi polemik tersebut. Penggunaan angkutan kereta api dianggap lebih efisien karena akan meningkatkan distribusi dan pendapatan daerah (PAD) dari retribusi angkutan batu bara.
Selain itu, pembangunan jalur kereta api di Jambi diharapkan akan memberikan berbagai keuntungan bagi masyarakat, seperti adanya kesempatan usaha di sekitar stasiun kereta api. Hal ini juga akan memudahkan akses transportasi bagi para pegawai yang bekerja di berbagai kabupaten di Jambi.
Dengan adanya jalur kereta api yang lebih dekat ke pelabuhan, proses distribusi ekspor batu bara dan impornya juga akan menjadi lebih mudah, membuka peluang perdagangan yang lebih luas bagi masyarakat sehingga polemik batu bara dapat mereda. Meskipun pembangunan pelabuhan Ujung Jabung di Tanjung Jabung Timur mengalami kendala, penting bagi pihak berwenang untuk mengaudit pengeluaran anggaran pembangunan pelabuhan tersebut.
Demikian informasi seputar polemik batu bara di Jambi. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wisatahouse.Com.