Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) kembali menegaskan peran strategis gas bumi dalam upaya transisi energi menuju Net Zero Emission. Pada Rapat Kerja BPH Migas Semester I Tahun Anggaran 2024 yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Kepala BPH Migas, Erika Retnowati menyoroti pentingnya akselerasi pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar fosil yang paling ramah lingkungan.
Dalam sambutannya, Erika Retnowati menjelaskan bahwa gas bumi memiliki potensi besar untuk mendukung peralihan energi dari sumber yang lebih berpolusi.
“Eksistensi BPH Migas sebagai badan pengatur bidang hilir migas perlu didukung dengan program kegiatan yang mempertimbangkan perkembangan migas dan tetap berpedoman pada perundangan yang berlaku,” ujar Erika.
Gas bumi menjadi pilihan utama karena ketersediaannya yang melimpah di Indonesia, serta dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya seperti batu bara dan minyak bumi.
Pemanfaatan gas bumi tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga menawarkan keuntungan ekonomi jangka panjang. Dengan cadangan gas bumi yang besar, pemerintah dapat melakukan perencanaan energi yang lebih transparan dan dapat diandalkan.
Selain itu, dalam rapat kerja yang bertema “Akselerasi Pemanfaatan Gas Bumi Dalam Transisi Energi Menuju Net Zero Emission”, BPH Migas menekankan pentingnya percepatan pemanfaatan gas bumi untuk mencapai target emisi nol bersih.
Program ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Akselerasi pemanfaatan gas bumi ini menjadi langkah krusial dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan. Dengan dukungan penuh dari BPH Migas, diharapkan penggunaan gas bumi akan semakin optimal, sehingga Indonesia dapat mencapai target Net Zero Emission sesuai dengan komitmen internasionalnya.
Demikian informasi seputar perkembangan penggunaan gas bumi di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wisatahouse.Com.