Uhuy: KEK Kendal Raih Investasi Rp87 Triliun, Serap Banyak Tenaga Kerja!

Pengaruh ekonomi yang dihasilkan oleh KEK Kendal tidak hanya terbatas pada nilai investasi, tetapi juga dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai ekspor. (Jadabeka.com)

Kawasan Ekonomi Khusus Kendal (KEK Kendal) terus menunjukkan performa impresif dalam hal investasi. Sejak diresmikan pada tahun 2019, KEK Kendal berhasil mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp87 triliun hingga akhir 2024, sebuah pencapaian yang menjadi bukti pesatnya pertumbuhan kawasan tersebut.

Kawasan itu dikelola oleh PT Kawasan Industri Kendal (KIK) dan merupakan satu-satunya KEK berbasis industri di Pulau Jawa, yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2019. Juliani Sari Kusumaningrum, Head of Sales & Marketing PT KIK, menjelaskan bahwa sejak Kawasan Industri Kendal mendapatkan status KEK, investasi yang masuk meningkat drastis.

“Pada tahun 2018, nilai investasi hanya mencapai Rp7,8 triliun. Namun, sejak menjadi KEK, pertumbuhannya melonjak, dan saat ini realisasi mencapai Rp87 triliun,” ujar Juliani.

Pengaruh ekonomi yang dihasilkan oleh KEK Kendal tidak hanya terbatas pada nilai investasi, tetapi juga dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai ekspor. Fase pertama pengembangan KEK seluas 1.000 hektare telah mencapai okupasi sebesar 90%, dari total luas 2.200 hektare.

Sebagai KEK, Kendal menawarkan berbagai insentif menarik bagi para investor, termasuk pemberian tax holiday selama 10 hingga 20 tahun, pembebasan bea masuk, serta insentif pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

Juliani menegaskan bahwa kemudahan dalam perizinan dan operasional di kawasan ini telah menarik minat banyak investor, khususnya dari luar negeri.

KEK Kendal juga memiliki lokasi strategis yang terkoneksi langsung dengan Pelabuhan Kendal, Pelabuhan Internasional Tanjung Emas, tol Trans Jawa, dan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.

Kondisi ini membuat kawasan tersebut semakin menarik bagi perusahaan asing, di mana saat ini 40% dari total 117 perusahaan yang beroperasi di KEK Kendal berasal dari China, sementara sisanya terdiri dari investor lokal dan negara lain seperti Korea Selatan, India, dan Jerman.

Sektor industri yang mendominasi di KEK Kendal meliputi industri fashion, energi terbarukan, otomotif, serta elektronik.

Salah satu investasi terbaru di kawasan ini adalah pabrik bahan anoda baterai litium milik PT Indonesia BTR New Energy Material yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Perusahaan asal China ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Demikian informasi seputar raihan investasi yang diperoleh KEK Kendal. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wisatahouse.Com.