
Indonesia terus mengandalkan sektor minyak dan gas bumi (Migas) untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa lebih dari 50% hasil produksi migas Indonesia digunakan untuk keperluan pasar domestik. Hal ini mencakup kebutuhan energi domestik dan hilirisasi sektor Migas.
Pada semester I 2025, rata-rata lifting gas Indonesia tercatat mencapai 1.199,7 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Dari jumlah tersebut, 69% atau sekitar dua per tiga produksi migas Indonesia diprioritaskan untuk kebutuhan domestik, baik untuk industri, energi, maupun hilirisasi.
Bahlil menyatakan bahwa hilirisasi ini menghasilkan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian dalam negeri, sekaligus menjaga neraca pendanaan negara.
Produksi Migas Indonesia Tercatat 69% Digunakan untuk Keperluan Domestik
Pemanfaatan gas bumi Indonesia pada semester I 2025 juga menunjukkan angka yang signifikan, mencapai 5.598 billion British thermal unit per day (BBUTD). Sekitar 38% atau 2.110 BBUTD digunakan untuk industri dan pupuk, sedangkan 31% lainnya dialokasikan untuk bahan bakar gas (BBG), jaringan gas (Jargas), ketenagalistrikan, LNG, dan LPG.
Sisanya, sekitar 31% dari total produksi gas, digunakan untuk ekspor, sesuai dengan kebutuhan dan perjanjian kontraktor kontrak kerja sama (KKS).
Produksi Migas Indonesia terus mendominasi pasokan energi domestik, dengan 69% dari total produksi migas digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Sektor hilirisasi dan pemanfaatan gas bumi turut mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan nilai tambah, dan menjaga kestabilan energi nasional.
Meskipun ekspor tetap menjadi bagian penting, fokus utama tetap pada pemenuhan kebutuhan domestik yang krusial bagi perekonomian Indonesia.
Demikian informasi seputar produksi migas Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wisatahouse.Com.