Pandu Patria Sjahrir: Mengapa Investasi Properti di Indonesia Tidak Menarik?

Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Pandu Patria Sjahrir memaparkan pandangannya soal investasi properti di Indonesia. (Opsi.id)

Investasi di bidang properti telah menjadi primadona selama ini karena dianggap memberikan keuntungan yang besar. Namun, Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Pandu Patria Sjahrir memiliki pandangan berbeda terkait investasi properti. Bagi Pandu, rumah di Indonesia terlalu mahal, sementara pendapatan dari properti sangat rendah. Ia lebih memilih investasi saham yang menawarkan dividennya 5-10%. Apa alasan di balik pandangan ini?

Pandu Patria Sjahrir, yang juga pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris SEA Grup dan memiliki perusahaan modal ventura, mengungkapkan pandangannya tentang investasi properti melalui Instagramnya. Ia menyatakan bahwa ia tidak suka membeli rumah dan berinvestasi di bidang properti. Menurut Pandu, harga rumah di Indonesia terlalu mahal, sementara pendapatan yang bisa dihasilkan dari properti relatif rendah. Ia lebih memilih untuk berinvestasi di saham-saham yang menawarkan dividennya antara 5-10%. Bahkan, ketika berinvestasi di apartemen, imbal hasilnya hanya mencapai maksimum 3%.

Pandangan Pandu Patria Sjahrir ini mencerminkan perubahan tren di dunia properti. Ia menyebut bahwa orang tua zaman dulu mengajarkan untuk membeli tanah karena menawarkan imbal hasil yang cukup tinggi, mencapai 8-10%. Selain itu, uang muka atau down payment (DP) yang diperlukan juga hanya 2 tahun sehingga uangnya bisa cepat kembali. Namun, saat ini situasinya berbeda. Rental properti mengalami kenaikan harga yang signifikan, tetapi harga rumah sendiri tidak mengalami apresiasi yang sebanding. Hal ini membuat investasi di bidang properti kurang menarik bagi Pandu.

Sebagai gantinya, Pandu lebih memilih untuk berinvestasi di saham-saham yang menawarkan dividennya yang lebih tinggi, mencapai 5-10%. Investasi saham memberikan fleksibilitas dan likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan properti. Selain itu, dengan memilih saham-saham yang berpotensi memberikan keuntungan dari dividennya, Pandu berharap bisa meraih imbal hasil yang lebih baik dari investasinya. Kesimpulannya, investasi properti memang telah menjadi primadona selama ini, namun pandangan Pandu Patria Sjahrir mencerminkan perubahan tren di dunia properti.

Ia lebih memilih investasi saham yang menawarkan dividennya 5-10% karena harga rumah di Indonesia dianggap terlalu mahal sementara pendapatannya rendah. Keputusan untuk berinvestasi di saham merupakan pilihan strategis untuk meraih imbal hasil yang lebih optimal dalam kondisi pasar yang berubah. Bagi setiap individu, memilih jenis investasi yang sesuai dengan tujuan dan risiko yang dapat ditanggung adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan finansial.