Low Tuck Kwong: Kisah Sukses Orang Terkaya Indonesia

Low Tuck Kwong adalah seorang pengusaha kelahiran Singapura yang terkenal sebagai pendiri Bayan Resources, sebuah perusahaan tambang Indonesia. (Kompas.com)

Low Tuck Kwong kembali mencatatkan namanya sebagai orang terkaya di Indonesia, berhasil mengungguli ‘juara bertahan’ Hartono bersaudara. Kekayaannya melonjak 1,42%, atau setara dengan US$347 juta (Rp5,2 triliun) yang membawanya menduduki posisi teratas dalam daftar orang terkaya Indonesia menurut data Forbes Real Time Billionaires, pada Senin (24/7/2023). Kini, kekayaan Low Tuck Kwong mencapai US$26,7 miliar, setara dengan Rp400,5 triliun dengan kurs Rp15.000 per dolar AS.

Low Tuck Kwong adalah seorang pengusaha kelahiran Singapura yang terkenal sebagai pendiri Bayan Resources, sebuah perusahaan tambang Indonesia. Selain itu, ia juga mengendalikan perusahaan energi baru terbarukan di Singapura, Metis Energy, yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources. Low juga memiliki keterlibatan dalam beberapa perusahaan lainnya, seperti The Farrer Park Company, Samindo Resources, Voksel Electric, dan SEAX Global.

Perjalanan sukses Low Tuck Kwong dimulai ketika ia bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya saat masih remaja. Namun, dia memutuskan untuk pindah ke Indonesia pada tahun 1972, mencari peluang yang lebih baik. Di Indonesia, Low memulai bisnis sebagai kontraktor bangunan. Namun, keberhasilannya menggapai puncak kekayaan dimulai setelah berhasil membeli tambang pertamanya pada tahun 1997.

Pada tahun 1973, Low Tuck Kwong mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI), sebuah perusahaan kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan sipil, dan struktur kelautan. Perusahaan ini dengan cepat menjadi pelopor dalam pekerjaan pondasi tiang pancang yang kompleks dan menjadi kontraktor terkemuka di Indonesia pada tahun 1980 dan 1990-an.

Pada tahun 1988, JSI memperluas bisnisnya ke sektor tambang batu bara, dan menjadi kontraktor terkemuka ketika Low Tuck Kwong mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) dan PT Dermaga Perkasapratama (DPP) pada tahun 1998. Saat itu, GBP belum memulai penambangan dan Terminal Batubara Balikpapan di bawah DPP memiliki kapasitas 2,5 juta ton per tahun.

Dengan kepemimpinan Low Tuck Kwong, Bayan Group bertransformasi menjadi salah satu perusahaan tambang batu bara terkemuka. Perusahaan ini mengalami pertumbuhan pesat melalui serangkaian akuisisi strategis di sektor batu bara.

Keputusan Low Tuck Kwong untuk melakukan stock split 1:10 pada saham BYAN pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 17 November 2022 juga menjadi langkah cerdas dalam mengelola kekayaannya. Hal ini membantu memperoleh pertumbuhan saham yang signifikan dan mengumpulkan pundi-pundi kekayaan yang mengantarnya menjadi orang terkaya di Indonesia.

Dengan perjalanan kariernya yang penuh prestasi, Low Tuck Kwong telah membuktikan kemampuannya dalam mengelola bisnis dan menghadapi tantangan ekonomi. Keberhasilannya sebagai orang terkaya Indonesia bukan hanya sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga merupakan inspirasi bagi para pengusaha muda untuk berani bermimpi dan menggapai kesuksesan.