Investasi di Sektor Perbankan Tetap Menjanjikan: Pandangan dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia untuk Masa Depan

Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto menjelaskan bahwa pandangan positif terhadap investasi sektor perbankan didukung oleh proyeksi pertumbuhan kredit. (tvonenews.com)

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia meramalkan bahwa investasi sektor perbankan masih akan menunjukkan stabilitas yang tinggi dan prospeknya tetap cerah. Dalam konteks ini, investasi di instrumen reksa dana indeks sektor perbankan terus menjadi pilihan yang dianjurkan bagi para investor.

Menurut Mirae Asset Sekuritas Indonesia, salah satu pilihan yang menarik adalah Reksa Dana Indeks STAR Infobank15. Reksa dana ini diformulasikan khusus untuk fokus pada saham-saham perbankan, yang akan memberikan keuntungan bagi investor karena mengacu pada indeks bank yang stabil.

Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto menjelaskan bahwa pandangan positif terhadap investasi sektor perbankan didukung oleh proyeksi pertumbuhan kredit di sektor tersebut. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit akan tetap berada dalam kisaran 10-12 persen.

Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan yang memuaskan pada awal tahun 2024, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,8 persen dan 5,7 persen untuk bulan Januari dan Februari.

Rully juga menyoroti beberapa indikator penting, seperti rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) yang masih berada di bawah 85 persen, serta tingkat kredit bermasalah (NPL) yang tetap rendah. Hal ini menandakan bahwa sektor perbankan memiliki ruang untuk pertumbuhan kredit yang lebih besar.

Namun, Rully juga menekankan perlunya mitigasi risiko di masa mendatang. Salah satu risiko yang perlu diperhatikan adalah dampak akhir dari kebijakan stimulus restrukturisasi kredit perbankan untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19, yang telah berakhir pada 31 Maret 2024.

Tantangan lain yang dihadapi ekonomi Indonesia adalah volatilitas nilai tukar rupiah. Rully menyebutkan bahwa pergerakan rupiah masih dipengaruhi oleh isu-isu global, terutama kebijakan suku bunga the Fed yang berdampak pada pasar global. Hal ini dapat menyebabkan aliran modal asing keluar dari Indonesia, yang pada gilirannya dapat menyulitkan Bank Indonesia untuk melakukan kebijakan moneter yang longgar.

Dengan demikian, meskipun investasi sektor perbankan menunjukkan stabilitas yang kuat, para investor perlu memperhatikan faktor-faktor risiko global yang dapat memengaruhi kondisi pasar keuangan Indonesia. Investasi yang cermat dan pemantauan terhadap perkembangan ekonomi global menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi keuntungan dalam investasi di sektor perbankan.

Demikian informasi seputar investasi sektor perbankan. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wisatahouse.Com.