Analisis Pasar: Stabilitas Harga Batu Bara, Apakah Waktunya Take Profit?

Dalam periode seminggu terakhir, harga batu bara berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 0,81% secara point-to-point. (Beritasatu.com)

Pada perdagangan kemarin, Senin (27/5) kemarin, pasar batu bara menunjukkan kestabilan yang mencolok. Meskipun demikian, batu bara tetap menunjukkan tren positif yang menggembirakan bagi para pelaku pasar. Menurut data yang dirilis, harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini bertahan di level US$143,3 per ton. Angka ini sama persis dengan penutupan perdagangan pada akhir pekan sebelumnya.

Dalam periode seminggu terakhir, harga batu bara berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 0,81% secara point-to-point. Tidak hanya itu, selama satu bulan terakhir, terjadi peningkatan signifikan sebesar 5,56%.

Pada pekan sebelumnya, harga batu bara bahkan mencatatkan kenaikan selama empat hari berturut-turut. Puncaknya terjadi pada Kamis (23/5) kemarin, di mana harga mencapai US$144,9 per ton, mencatatkan level tertinggi sejak 8 Mei lalu.

Kenaikan yang konsisten ini tidak lepas dari peran investor yang terus memperhatikan pergerakan pasar. Namun, tidak dapat dihindari bahwa beberapa investor mulai melakukan aksi ambil untung, mengakibatkan harga batu bara sulit untuk bergerak lebih jauh.

Sejumlah analis teknikal menyoroti situasi ini dengan melihat perspektif harian. Meskipun batu bara masih bertahan dalam zona bullish, namun ada beberapa sinyal yang perlu diperhatikan.

Salah satunya adalah Relative Strength Index (RSI) yang mencapai angka 65,31. Angka di atas 50 pada RSI menandakan bahwa aset tersebut masih dalam posisi bullish. Namun, perhatian juga harus diberikan pada indikator Stochastic RSI yang telah mencapai angka maksimal, 100, menunjukkan kondisi sangat jenuh beli (overbought).

Dengan demikian, pasar batu bara berisiko mengalami penurunan. Target support terdekat diperkirakan berada di level US$136 per ton. Apabila level ini tertembus, target selanjutnya berada di US$124 per ton.

Namun, bagi para pelaku pasar yang masih optimis, target resisten terdekat diperkirakan berada di level US$150 per ton. Jika berhasil ditembus, maka harga batu bara berpotensi melanjutkan penguatan menuju US$154 per ton.

Dengan demikian, meskipun terjadi stagnasi pada perdagangan kemarin, namun tren positif harga batu bara masih menjadi sorotan utama para investor. Pergerakan selanjutnya akan sangat ditentukan oleh aksi-aksi pasar serta kondisi global yang terus dipantau dengan cermat.

Demikian informasi seputar perkembangan harga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wisatahouse.Com.