Perdagangan saham emiten batu bara pada Kamis (21/11), menunjukkan tren positif yang didorong oleh kenaikan harga batu bara global dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hingga sesi pertama berakhir pukul 12:00 WIB, sebanyak 11 saham batu bara utama berada di zona hijau.
Saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencatatkan kenaikan tertinggi, melonjak 5,28% ke level Rp18.950 per unit. Saham Delta Dunia Makmur (DOID) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG) menyusul dengan kenaikan masing-masing 3,17% dan 2,81%.
Harga batu bara acuan Newcastle untuk kontrak Desember naik 0,35% ke level US$142,25 per ton pada Rabu, 20 November 2024. Lonjakan tersebut dipicu oleh ketegangan geopolitik yang terus meningkat antara Rusia dan Ukraina, terutama setelah Amerika Serikat mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.
Krisis geopolitik ini memunculkan kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan batu bara dari Rusia dan Ukraina, yang merupakan pemasok utama bagi Eropa. Ketidakpastian pasokan global mendorong harga batu bara naik, memberikan sentimen positif bagi emiten-emiten batu bara di Indonesia.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi pendorong utama bagi saham batu bara. Dengan mayoritas transaksi penjualan menggunakan denominasi dolar, emiten batu bara mendapat keuntungan dari depresiasi rupiah, yang meningkatkan laba bersih mereka.
Menurut analis pasar, kenaikan laba ini membuka peluang bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi lebih agresif. Hal ini menarik minat investor, terlihat dari pergerakan saham yang positif sepanjang sesi pertama perdagangan.
Dengan sentimen global yang terus mendukung, saham batu bara diperkirakan masih memiliki ruang untuk melanjutkan penguatan. Selain faktor eksternal, fundamental perusahaan-perusahaan batu bara yang kuat turut memberikan daya tarik bagi investor di tengah dinamika pasar.
Demikian informasi seputar harga saham batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wisatahouse.Com.