
Ketua Dewan Pendidikan Kota Batam sekaligus akademisi Universitas Batam, Dr. Fendi Hidayat menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar kebijakan sosial, melainkan Program MBG, Investasi Jangka Panjang untuk membangun SDM sejak bangku sekolah.
Ia mencatat, beban pengeluaran keluarga berkurang, anak lebih bersemangat belajar, fokus di kelas naik, dan kehadiran membaik, indikasi awal yang terasa di lapangan.
Mengapa Program MBG Jadi Investasi Jangka Panjang bagi Pendidikan
Menurutnya, kunci keberhasilan ada pada tata kelola. Pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat harus bergerak serempak: memastikan suplai pangan bergizi seimbang, menu variatif, serta distribusi tepat waktu.
Di sisi mutu, SOP dapur perlu tegas, mulai dari kebersihan, penyimpanan bahan, proses memasak, hingga penyajian, agar hidangan higienis dan aman. Pengawasan berkala dan evaluasi transparan memastikan standar tidak hanya tertulis, tetapi terlaksana.
Dampak jangka menengah dapat menyasar capaian akademik dan kesehatan. Asupan bergizi harian membantu pertumbuhan, mengurangi ketidakhadiran akibat sakit, dan mendukung konsentrasi belajar.
Di jangka panjang, efek beruntun diharapkan terlihat pada produktivitas kerja dan kualitas angkatan kerja, sehingga Program MBG, Investasi Jangka Panjang memberi nilai ekonomi nyata bagi daerah.
Dr. Fendi mendorong perluasan praktik baik: pelibatan UMKM pangan lokal, kemitraan dengan ahli gizi, dan pelatihan higienitas bagi pengelola dapur. Ia menegaskan, “jangkauan penting, namun kualitas pelaksanaan adalah penentu.”
Dengan SOP ketat, pengawasan konsisten, dan kolaborasi lintas pihak, MBG layak disebut sebagai Program MBG dan Investasi Jangka Panjang: menyehatkan anak hari ini, memupuk daya saing bangsa esok hari.
Demikian informasi seputar program MBG yang dicanangkan pemerintah sebagai investasi jangka panjang dan pendidikan. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wisatahouse.Com.