Airlangga Hartarto: Pendapatan per Kapital US$5,5 Ribu Tahun 2024 Jadi Target

Menteri Perekonomian, Airlangga Hartarto menggarisbawahi pentingnya waspada terhadap pergeseran geopolitik yang dapat menghambat kerja sama internasional, perdagangan, dan investasi global. (detiknews.com)

Indonesia terus mengukir optimisme dalam pertumbuhan ekonominya, dengan target pendapatan per kapita mencapai US$5,5 ribu pada akhir tahun 2024. Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, di bawah kepemimpinan Menteri Airlangga Hartarto, merasa yakin bahwa target tersebut dapat tercapai. Dukungan datang dari kondisi perekonomian Indonesia yang tetap kuat, dengan pertumbuhan mencapai 5,17 persen di kuartal II-2023 dan 5,11 persen di semester I-2023.

Namun, Airlangga Hartarto juga menggarisbawahi pentingnya waspada terhadap pergeseran geopolitik yang dapat menghambat kerja sama internasional, perdagangan, dan investasi global. Meskipun begitu, berita baik datang ketika Indonesia secara resmi naik ke kategori negara berpendapatan menengah atas (upper middle income) pada Juli 2023, setara dengan Thailand dan Malaysia dalam kawasan ASEAN.

Dalam Konferensi Pers APBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024, Airlangga menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 dirancang dengan fokus pada melindungi daya beli masyarakat serta menjaga postur APBN agar tetap sehat dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Rancangan APBN (RAPBN) 2024 mengusung tema “Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.” Airlangga Hartarto menegaskan bahwa postur RAPBN 2024 memiliki tujuan merespons dinamika perekonomian, menanggapi tantangan, mendukung pembangunan dan kesejahteraan, serta mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.

RAPBN 2024 menargetkan pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun, dengan alokasi belanja negara sebesar Rp3.304,1 triliun. Keseimbangan primer negatif sebesar Rp25,5 triliun diarahkan untuk menuju keseimbangan positif, dan defisit anggaran sebesar 2,29 persen dari PDB atau sekitar Rp522,8 triliun.

Pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan stabil tercermin dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, serta inflasi yang tetap terkendali di kisaran 2,8 persen. Dengan demikian, RAPBN 2024 diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui inflasi yang rendah dan indikator sosial yang membaik.

Dalam konteks ini, implementasi berbagai program stabilisasi harga menjadi krusial untuk menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi domestik. Presiden Jokowi (Joko Widodo) pun mendukung strategi ini, meminta agar postur APBN 2024 tetap sehat untuk mendukung transformasi ekonomi, agenda pembangunan, dan melindungi masyarakat dari goncangan. Dalam arah yang sama, Jokowi menekankan pentingnya reformasi fiskal yang komprehensif, termasuk optimalisasi pendapatan, penguatan belanja berkualitas, serta pengelolaan pembiayaan inovatif dan hati-hati.

Dengan dukungan ini, Indonesia menunjukkan komitmen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan menguntungkan bagi masyarakat. Apakah strategi Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto bakal berhasil nantinya?