Salah satu pemain utama di sektor batu bara termal Indonesia, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (05/12). Pencatatan Saham AADI tersebut langsung menarik perhatian pasar, terbukti dengan lonjakan harga saham hingga 19,82% yang menyentuh batas auto reject atas (ARA) pada sesi I perdagangan.
Saham AADI melesat dari harga IPO Rp 5.550 menjadi Rp 6.650, dengan antrean beli yang masih membeludak mencapai 5,3 juta lot.
AADI adalah salah satu perusahaan pertambangan batu bara terbesar di Indonesia, menyumbang sekitar 8% dari total produksi nasional. Setiap tahun, AADI menghasilkan 62 juta ton batu bara melalui pengelolaan tujuh aset utama, termasuk Adaro Indonesia (AI), Mustika Indah Permai (MIP), dan Ratah Coal (RC).
Dengan cadangan mencapai 917,4 juta ton dan sumber daya sebesar 4,1 miliar ton, AADI memiliki kapasitas operasional yang cukup untuk bertahan hingga 81 tahun.
Saham AADI juga memiliki 43,2% saham di Tambang Kestrel, tambang batu bara kokas di Australia, yang dioperasikan bersama EMR Capital.
Proyeksi pertumbuhan AADI menunjukkan produksi akan meningkat menjadi 63,5 juta ton pada tahun 2028, didukung oleh pertumbuhan dari aset seperti Balangan Coal (BC) dan Mustika Indah Permai (MIP).
Keberhasilan IPO ini diikuti oleh rencana pembayaran dividen sebesar 45% dari laba bersih pada tahun pertama, memberikan potensi imbal hasil dividen hingga 20% berdasarkan harga IPO. Sucor Sekuritas mencatat pendapatan AADI akan stabil dalam kisaran US$923 juta per tahun, dengan rata-rata harga jual batu bara sekitar US$66/ton.
Pencapaian ini menjadikan saham AADI salah satu yang paling diminati di sektor batu bara, terutama di tengah momentum positif pasar energi global.
Demikian informasi seputar prediksi harga Saham AADI saat IPO. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wisatahouse.Com.