BPJS Ketenagakerjaan, lembaga yang bertanggung jawab atas perlindungan jaminan sosial bagi pekerja, mengadakan workshop dengan fokus pada keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Workshop ini menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran terhadap risiko dan bahaya di tempat kerja.
Dalam workshop ini, BPJS Ketenagakerjaan mengungkapkan bahwa sektor perkebunan kelapa sawit mengalami tingkat kasus kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang tinggi, mencapai 52.762 kasus sejak 2019 hingga pertengahan 2023. Faktor penyebab utama adalah kurangnya optimalisasi sistem manajemen K3 dan perilaku kerja yang tidak aman.
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia menjelaskan bahwa kerjasama dari semua pihak terkait sangat penting dalam meningkatkan pemahaman tentang K3 di sektor perkebunan. Dalam sambutan pembukaan workshop, Roswita menyampaikan perlunya partisipasi aktif dalam penyusunan dan pelaksanaan program K3 untuk sektor perkebunan.
Dengan Indonesia menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia, sektor ini memiliki lahan perkebunan yang luas, menyerap jutaan tenaga kerja, dan berkontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional. Oleh karena itu, perlindungan pekerja dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja sangatlah penting.
Pemerintah, melalui Kementerian Ketenagakerjaan, mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan, International Labour Office (ILO), dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dalam mempromosikan K3. Diharapkan kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan hasil yang terukur.
Kesadaran terhadap K3 adalah bagian integral dari kesejahteraan pekerja. Dalam konteks ini, ILO menyatakan bahwa upaya K3 dapat mengurangi angka kecelakaan kerja dan PAK. Lingkungan kerja di sektor perkebunan kelapa sawit memiliki risiko dan bahaya tertentu, dan kolaborasi antara berbagai pihak diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.
Kolaborasi antara BPJS Ketenagakerjaan, ILO, dan GAPKI diharapkan dapat mendorong promosi K3 yang lebih baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas para pekerja di sektor perkebunan kelapa sawit. Dengan demikian, keselamatan dan kesehatan kerja akan menjadi prioritas yang lebih baik, memastikan perlindungan yang lebih baik bagi para pekerja dan masyarakat sekitar.